About Start Software

Start Software is an award-winning developer and leading publisher of asbestos software, systems for the legal services industry and more.

Want to know more about asbestos software Alpha Tracker? Alpha Tracker is the most used asbestos software in the UK, Australia & New Zealand with more than 60m items of asbestos data stored.

Our legal services software Alpha Legal helps will writers, accountants, solicitors, IFAs and estate agents to communicate securely with clients. Read about developments here on the blog.

Or need help with Alpha Anywhere or Alpha Transform projects or software development? You'll find useful info here.

Contoh proposal Tugas akhir SIG (teknik Informatika)


A.    JUDUL
Sistem Informasi Geografis Obyek Wisata Kabupaten Jepara Berbasis Web
B.     Latar Belakang Masalah
Sebuah informasi merupakan permasalahan penting untuk semua kalangan masyarakat. Banyaknya informasi terkadang menyulitkan seseorang untuk mencapai tempat tujuannya dan kecewa dengan hasil yang berbeda seperti yang di dengar melalui berita maupun dari mulut ke mulut.  Untuk membantu dalam menentukan wisata yang akan di tempuh atau di datangi dengan  menggunakan peta konvensional dan memilih jalur yang terpendek dari tempat asal ke tujuan. Namun hal ini sering kali tidak dapat membantu secara maksimal karena kebanyakan yang bukan warga jepara akan kebingungan harus menempuh wisata yang mana yang akan di tempuh terlebih dahulu agar sistematis dan waktu menjadi lebih efisien. Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sistem yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut dan memudahkan orang untuk menggali informasi tempat-tempat yang akan di kunjungi dan letak nya.
Untuk itu diperlukan suatu sistem teknologi yang berbasis internet yang dapat membantu dalam menentukan lintasan terpendek yang dapat merepresentasikan data yang ada. Data tersebut dapat disimpan, diolah, dan disajikan dalam bentuk yang lebih sederhana serta terkomputerisasi sehingga memudahkan dalam penentuan lintasan terpendek.
Teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).
Dalam tugas akhir ini akan digunakan sistem informasi geografis yang berfungsi sebagai peta digital yang dapat merepresentasikan daerah tertentu. Dan disini digunakan juga google map sebagai penentu lintasan terpendek dimana persimpangan dan fasilitas umum dari sistem informasi geografis tersebut yang menjadi vertex.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, peneliti tertarik ingin membuat Sistem Informasi Geografis Wisata Di Kabupaten Jepara dan sebuah informasi yang valid dan juga peta lokasi untuk menuju wisata tersebut.

C.    Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
a.       Model pembelajaran masih berpusat pada komputer atau sejenis gadged.
b.      Rendahnya hasil  pengetahuan masyarakat terhadap komputer, khususnya internet.
c.       Dalam era digital,  masyarakat masih enggan dalam menggunakannya dikarenakan kurangnya sarana dan pra sarana duntuk terhubung dalam koneksiinternet.

D.    Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar pembahasan dapat lebih terfokus, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada “Sistem Informasi Geografis Wisata Di Kabupaten Jepara.” adalah :
1.      Website yang akan di bahas adalah tentang wisata di jepara dan arah terdekat dari wisata satu ke wisata lainnya.
2.      Rute yang di tampilkan tidak ada jalan alternatif
3.      Tidak semua orang menguasai internet dan komputer.

E.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian tindakan yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Wisata Di Kabupaten Jepara” tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.      Apakah penggunaan layanan informasi dengan media SIG dapat meningkatkan wisata Di Jepara?
2.      Bagaimanakah peran internet maupun SIG dalam meningkatkan layanan wisata Di Jepara informasi dengan media aplikasi Sistem Informasi Geografis?
F.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.      Diketahuinya keberhasilan dan kekurangan dari tindakan layanan SIG.
2.      Diperolehnya peningkatan kualitas layanan informasi obyek wisata Jepara.
3.      Diperolehnya pemahaman tentang Wisata di Jepara.
4.      Pengunjung akan lebih tertarik dengan adanya SIG obyekwisata Kab Jepara, Sekaligus menjadi iklan Wisata di Jepara.
5.      Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993).

G.    Manfaat penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi input positif untuk mengembangkan model Sistem Informasi Geografis Wisata Kabupaten Jepara, sehingga dengan model ini memberikan variasi wisata di Jepara .
Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.      Pengunjung
a.       Meningkatkan informasi wisata dan daerah-daerah diJepara menjadi relevan dan sistematis.
b.      Agar pengunjung dapat mengunjungi daerah-daerah wisata di Jepara dengan sesuai rencana.
2.      Pemerintah Jepara
a.       Dapat meningkatkan dan memperbaikisistem informasi wisata di jepara.
b.      Memiliki kreatifitas dalam pengembangan informasi wisata kabupaten Jepara
3.      Bagi penulis
Sebagai latihan dalam upaya menyusun buah pikiran secara tertulis dan sistematis dalam bentuk karya ilmiah sebagai bahan bandingan atau referensi khususnya bagi penulis lain yang akan menguji masalah yang relevan.

H.    Studi Pustaka
·         Gambaran Umum  Wilayah Jepara
Kabupaten Jepara dengan Ibukotanya Kota Jepara, luas wilayah Kab. Jepara1.004,16 Km². Wilayah Kab. Jepara bagian barat dan utara dibatasi oleh laut dan bagian timur merupakan daerah pegunungan, berbatasan dengan Kab. Kudus dan Kab. Pati disebelah timur, Kab. Demak disebelah selatan, Laut Jawa disebelah barat dan utara. Terletak pada posisi 5 °43’20’ ‘ - 6°47’44 ‘’ Lintang Selatan. 3°23’ 20 ‘ ‘ - 4° 9’ 35 ‘ ‘Bujur Timur. Jepara terkenal dengan sebutan Kota Ukir, banyak menghasilkan produk – produk ukir dari bahan kayu seperti meja dan kursi, lemari, tempat tidur, patung dsb, banyak yang diekspor ke luar negeri. Kab. Jepara masih memiliki Potensi pariwisata baik wisata alam, wisata buatan, wisata budaya. Wisata buatan sepeti Museum RA. Kartini, Pantai Kartini, Tirta Samudera, Makam dan Masjid, Mantingan, Benteng Portugis, Pulau Panjang, Taman Nasional Laut KarimunJawa, Makam Klimayat, Air terjun Sunggo Langit, Monumen Ari-Ari.
·         Letak Geografis Jepara
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat lapangan terbang perintis yang didarati pesawat berjenis kecil dari Semarang.
Jarak ke Ibukota Provinsi (km) :70 km (Dasar hukum : UU No. 13/1950)

·         Letak Wilayah 
Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada:
·       110°9`48, 02" sampai 110°58`37,40" Bujur Timur
·       5°43`20,67" sampai 6°47`25, 83" Lintang Selatan
Dengan batas-batas :
* Sebelah Barat: Laut Jawa
* Sebelah Utara: Laut Jawa
* Sebelah Timur: Kabupaten Kudus & Pati
* Sebelah Selatan: Kabupaten Demak
Jarak terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Tahunan yaitu 7 km dan jarak terjauh adalah Kecamatan Karimunjawa yaitu 90 km

·         Ketinggian Wilayah
Dipandang dari ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut, wilayah Kabupaten Jepara terletak mulai dari 0 m sampai dengan 1.301m.


Tabel 1 Ketinggian dari permukaan laut

1.
Kedung
: 0 - 2 m

2.
Pecangan
: 2 - 17 m

3.
Kalinyamatan
: 2 - 29 m

4.
Welahan
: 2 -7 m

5.
Mayong
: 13 - 438 m

6.
Nalumsari
: 13 - 736 m

7.
Batealit
: 68 - 378 m

8.
Jepara
: 0 - 46 m

9.
Tahunan
: 0 - 50 m

10.
Mlonggo
: 0 - 300 m

11.
Bangsri
: 0 - 594 m

12.
Kembang
: 0 - 1.000 m

13.
Keling
: 0 - 1.301 m

14.
Karimunjawa
: 0 - 100 m

I.       Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama Data Banks for Develompment (Rais, 2005). Munculnya istilah Sistem Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun 1967.Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS-SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land Inventory) sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua Amerika, BenuaEropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan akademis (kampus).
Definisis SIG sangatlah beragam, karena memang defenisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi, dibawah ini adalah beberapa definisi SIG.
·                Kang-Tsung Chang (2002), mendefinisikan SIG sebagai : is an a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.
·                Arronoff (1989), mendefinisiskan SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),manipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi Arronoff (1989).
·                Menurut Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi Gistut (1994)
·                (Burrough,1986) mendefinisikan SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Dari defenisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri atas beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management , data manipulasi dan analysis (Prahasta, 2005)
Gambar 1- Subsistem-Subsistem SIG
J.      Konsep Sistem Informasi Geografis
Sumber data untuk keperluan GIS dapat berasal dari data citra, data lapangan, survei kelautan, peta, sosial ekonomi dan GPS. Selanjutnya diolah dilaboratorium atau studio GIS dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk yang berupa informasi yang berguna dapat berupa peta konvensional maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diiinginkan user.
K.    Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (dreamweafer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis. Secara umum, Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu: Hardware, Software, Data, Manusia, dan Metode. Kelima komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a)      Hardware
Sistem Informasi Geografis memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa Hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah: Personal Computer (PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.
b)     Software
Sebuah software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah: Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis Sistem Manajemen Basis Data. Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi. Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.
c)      Data
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model data raster. Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai kumpulan daru koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertenti yang bergantung pada bagaimana image tersebut digambarkan.
d)     Manusia
Komponen manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.
e)      Metode
SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap permasalahan.
L.     Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten Jepara. Alasan peneliti mengadakan penelitian di Kabupaten Jepara dengan pertimbangan bahwa Di Jepara ini belum ada SIG tentang parwisata Jepara.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut:
Ø   Tahap persiapan dilaksanakan pada minggu Pertama Mei 2013  sampai minggu keempat bulan  Mei 2013.
Ø   Tahap pelaksanaan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juni 2013 sampai minggu keempat bulan Juni 2013.
Ø   Tahap laporan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juli 2013 sampai minggu keempat bulan  Juli 2013.
Adapun pembagian waktunya adalah sebagai berikut:
No
Kegiatan
Bulan Kegiatan

Mei
Juni
Juli

1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Kegiatan awal persiapan












2
Persiapan












3
Pelaksanaan Siklus I












4
Pelaksanaan Siklus II












5
Penyusunan laporan












6
Pelaporan dokumen hasil penelitian












Tabel 2 Jadwal Penelitian
M.   Subjek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah wisata Di Jepara, dengan pertimbangan bahwa wisata di Jepara pada saat ini membutuhkan pemasaran menggunakan internet dan juga petunjuk jalan. Sedangkan obyek penelitian ini adalah mengidentifikasi daerah daerah wisata Dijepara yang belum begitu dikenal oleh publik agar lebih dikenal banyak masyarakat dan wisatawan domestik maupun turis mancanegara.

N.     Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian dengan judul sistem informasi geografis obyek wisata kab. Jepara bebrbasis web ini menggunakan jenis Penelitian Survei yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998).
Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang,pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan analisa secara bertahap.
Pada umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating, penelitian operational dan pengembangan indikaor-indikator social.
O.    Desain penelitian
Menurut Kurt Lewin dalam penelitian terdiri dari empat komponen yaitu:
1.      Perencanaan (Planning)
2.      Tindakan (Acting)
3.      Observasi (Observing)
4.      Refleksi (Reflecting)
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian bedaur (cyclical) yang terdiri dari 4 tahap ( Edy Prijitno, 2006:7).
Sedangkan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart (1988). Desain penelitian ini digambarkn sebagai berikut:
Gambar 9- Spiral penelitian Tindakan
P.     Prosedur Penelitian
1.      Siklus I
a.       Perencanaan
Ø    Membuat sekenario layanan informasi dengan menggunakan media aplikasi.
Ø    Membuat pedoman observasi untuk melihat perkembangan zaman dan informasi.
Ø    Membuat pedoman observasi untuk wilayah kabupaten Jepara.
Ø    Membuat pedoman observasi untuk mengamati situasi dan kondisi pada lingkungan Jepara.
b.      Pelaksanaan Tindakan
Ø    Peneliti membuatn informasi kepada wisata kabupaten Jepara dengan menggunakan media aplikasi.
Ø    Peneliti melaksanakan layanan informasi dengan menggunakan media aplikasi.
Ø    Peneliti melakukan tanya jawab dengan pegawai dinas pariwisata kabupaten Jepara tentang topik yang dibahas.
c.       Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh peneliti . Adapun pelaksanaanya meliputi :
Ø    Peneliti  mengamati pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media aplikasi.
Ø    Peneliti mengamati wisata-wisata yang akan di masukann dan di jadikan bahan pembuatan web.
d.      Refleksi
Hasil observasi yang dilakukan peneliti dianalisis oleh peneliti dengan cara sharing dan berdiskusi serta berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak bersifat subyektif.
Hasil diskusi digunakan untuk mengetahui apa yang sudah dapat dilaksanakan dan dicapai dalam pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan web, dan sekaligus merupakan cara untuk mengetahui kekurangan web yang telah dilaksanakan. Dengan mengetahui kekurangan pada layanan informasi dengan menggunakan web sebelumnya, yakni pada siklus I, dapat direncanakan pembaharuan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II dan seterusnya.
2.      Siklus II
a.       Perencanaan
Ø  Membuat rencana tindakan layanan informasi dengan menggunakan  web yang telah diperbaharui berdasarkan sisi-sisi lemah yang diketahui dari pelaksanaan pada siklus I.
Ø  Membuat pedoman observasi untuk melihat layanan informasi wisata dengan menggunakan web.
Ø  Membuat pedoman observasi untuk mengamati situasi dan kondisi pada saat kegiatan layanan informasi dengan menggunakan web.
Ø  Membuat pedoman observasi untuk mengetahui kondisi letak greografis dan wisata.
b.      Pelaksanaan Tindakan
Ø  Petugas Wisata memberikan informasi tentang hasil capaian tentang penyelenggaraan  layanan informasi dengan menggunakan web kepada
Ø  Petugas Wisata melaksanakan layanan informasi dengan menggunakan web.
c.       Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh peneliti. Adapun  pelaksaannya meliputi :
Ø  Kolaborator mengamati pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media aplikasi yang dilakukan oleh guru TPA.
Ø  Guru TPA dan kolaborator mengamati siswa sewaktu/selama siswa mengikuti layanan informasi dengan menggunakan media aplikasi.
Ø  Peneliti  mengamati terhadap perkembangan wisata yang ada di Jepara.
d.      Refleksi
Hasil observasi diperoleh dari pengamatan pada siklus II yang dilakukan \peneliti dengan cara tanya jawab dan berdiskusi serta berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak bersifat subyektif.
Dari hasil refleksi siklus II akan diketahui apakah kegiatan yang dilakukan telah mendatangkan hasil sesuai yang diinginkan yaitu terjadinya perubahan perkembangan web ataukah ada tindakan-tindakan layanan informasi dengan menggunakan web yang harus disempurnakan.

Q.    KESIMPULAN DAN SARAN
·         Kesimpulan
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Jarak ke Ibukota Provinsi (km) :70 km (Dasar hukum : UU No. 13/1950)
Letak Wilayah 
Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada:
·    110°9`48, 02" sampai 110°58`37,40" Bujur Timur
·    5°43`20,67" sampai 6°47`25, 83" Lintang Selatan
Dengan batas-batas :
* Sebelah Barat: Laut Jawa
* Sebelah Utara: Laut Jawa
* Sebelah Timur: Kabupaten Kudus & Pati
* Sebelah Selatan: Kabupaten Demak
Dengan meluasnya teknologi digital, maka sarana Peta Digital pun mulai diterapkan pada  file-file digital yang dikenal dengan sebutan  Sistem Informasi Geografis. Penerapannya pada  file-file gambar. Biasanya SIG memberikan informasi yang dapat memudahkan orang untuk mengetahui letak maupun jalan. Namun ukuran informasi yang dapat disisipkan tergantung dari pembuatan.
·                Saran
Untuk yang ingin mengembangkan lagi makalah ini masih terdapat beberapa hal yang dapat diperdalam. Proses penyisipan informasi dapat dipaparkan lebih dalam lagi untuk mendapatkan pengertian cara kerjanya. Kemudian dapat berpedoman pada software lainnya yang lebih canggih untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.













DAFTAR PUSTAKA

Comments

Unknown said…
Terima Kasih Ilmunya ermanfaat, semoga dapat membangun

You can visit my campus website
www.ukts.ac.id

Popular posts from this blog

Cinta Tak Harus Memiliki

Yang Terdalam