A.
JUDUL
Sistem Informasi Geografis Obyek
Wisata Kabupaten Jepara Berbasis Web
B.
Latar Belakang Masalah
Sebuah
informasi merupakan permasalahan penting untuk semua kalangan masyarakat.
Banyaknya informasi terkadang menyulitkan seseorang untuk mencapai tempat
tujuannya dan kecewa dengan hasil yang berbeda seperti yang di dengar melalui
berita maupun dari mulut ke mulut. Untuk membantu dalam menentukan wisata
yang akan di tempuh atau di datangi dengan menggunakan peta konvensional
dan memilih jalur yang terpendek dari tempat asal ke tujuan. Namun hal ini
sering kali tidak dapat membantu secara maksimal karena kebanyakan yang
bukan warga jepara akan kebingungan harus menempuh wisata yang mana yang akan
di tempuh terlebih dahulu agar sistematis dan waktu menjadi lebih efisien.
Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sistem yang dapat membantu
menyelesaikan masalah tersebut dan memudahkan orang untuk menggali informasi
tempat-tempat yang akan di kunjungi dan letak nya.
Untuk
itu diperlukan suatu sistem teknologi yang berbasis internet yang dapat
membantu dalam menentukan lintasan terpendek yang dapat merepresentasikan
data yang ada. Data tersebut dapat disimpan, diolah, dan disajikan dalam
bentuk yang lebih sederhana serta terkomputerisasi sehingga memudahkan
dalam penentuan lintasan terpendek.
Teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic
Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja
dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan
kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus
untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan
seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut
Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat
memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang
dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG
juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang
akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Sistem
Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog),
dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling
mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya
menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang
susun (overlay), foto
udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut
dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan
Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem
pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra
satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain
dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).
Dalam
tugas akhir ini akan digunakan sistem informasi geografis yang berfungsi
sebagai peta digital yang dapat merepresentasikan daerah tertentu.
Dan disini digunakan juga google map sebagai penentu lintasan terpendek
dimana persimpangan dan fasilitas umum dari sistem informasi geografis
tersebut yang menjadi vertex.
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah, peneliti tertarik ingin membuat Sistem Informasi Geografis Wisata Di
Kabupaten Jepara dan sebuah informasi yang valid dan juga peta lokasi untuk
menuju wisata tersebut.
C.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
a.
Model pembelajaran masih
berpusat pada komputer atau sejenis gadged.
b.
Rendahnya hasil pengetahuan masyarakat terhadap komputer,
khususnya internet.
c.
Dalam era digital, masyarakat masih enggan dalam menggunakannya
dikarenakan kurangnya sarana dan pra sarana duntuk terhubung dalam
koneksiinternet.
D.
Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar pembahasan
dapat lebih terfokus, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada “Sistem Informasi Geografis Wisata Di
Kabupaten Jepara.” adalah :
1.
Website yang akan di bahas
adalah tentang wisata di jepara dan arah terdekat dari wisata satu ke wisata
lainnya.
2.
Rute yang di tampilkan tidak
ada jalan alternatif
3.
Tidak semua orang menguasai
internet dan komputer.
E.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada latar belakang penelitian tindakan yang berjudul “Sistem Informasi Geografis Wisata Di Kabupaten Jepara” tersebut, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah penggunaan layanan
informasi dengan media SIG dapat meningkatkan wisata
Di Jepara?
2.
Bagaimanakah peran internet maupun SIG dalam
meningkatkan layanan wisata Di Jepara informasi dengan media aplikasi
Sistem Informasi Geografis?
F.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui :
1.
Diketahuinya keberhasilan dan
kekurangan dari tindakan layanan SIG.
2.
Diperolehnya peningkatan
kualitas layanan informasi obyek wisata Jepara.
3.
Diperolehnya pemahaman tentang
Wisata di Jepara.
4.
Pengunjung akan lebih tertarik
dengan adanya SIG obyekwisata Kab Jepara, Sekaligus menjadi iklan Wisata di
Jepara.
5.
Tujuan
pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah
mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu
lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem
Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan
data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri, 1993).
G.
Manfaat penelitian
Melalui
penelitian ini diharapkan dapat memberi input positif untuk mengembangkan model
Sistem Informasi Geografis Wisata Kabupaten Jepara, sehingga dengan model ini
memberikan variasi wisata di Jepara .
Secara
khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.
Pengunjung
a.
Meningkatkan informasi wisata
dan daerah-daerah diJepara menjadi relevan dan sistematis.
b.
Agar pengunjung dapat
mengunjungi daerah-daerah wisata di Jepara dengan sesuai rencana.
2.
Pemerintah Jepara
a.
Dapat meningkatkan dan
memperbaikisistem informasi wisata di jepara.
b.
Memiliki kreatifitas dalam
pengembangan informasi wisata kabupaten Jepara
3.
Bagi penulis
Sebagai latihan dalam upaya menyusun buah pikiran secara tertulis
dan sistematis dalam bentuk karya ilmiah sebagai bahan bandingan atau referensi
khususnya bagi penulis lain yang akan menguji masalah yang relevan.
H.
Studi
Pustaka
·
Gambaran Umum Wilayah Jepara
Kabupaten Jepara
dengan Ibukotanya Kota Jepara, luas wilayah Kab. Jepara1.004,16 Km². Wilayah
Kab. Jepara bagian barat dan utara dibatasi oleh laut dan bagian timur
merupakan daerah pegunungan, berbatasan dengan Kab. Kudus dan Kab. Pati
disebelah timur, Kab. Demak disebelah selatan, Laut Jawa disebelah barat dan
utara. Terletak pada posisi 5 °43’20’ ‘ - 6°47’44 ‘’ Lintang Selatan. 3°23’ 20
‘ ‘ - 4° 9’ 35 ‘ ‘Bujur Timur. Jepara terkenal dengan sebutan Kota Ukir, banyak
menghasilkan produk – produk ukir dari bahan kayu seperti meja dan kursi,
lemari, tempat tidur, patung dsb, banyak yang diekspor ke luar negeri. Kab.
Jepara masih memiliki Potensi pariwisata baik wisata alam, wisata buatan,
wisata budaya. Wisata buatan sepeti Museum RA. Kartini, Pantai Kartini, Tirta
Samudera, Makam dan Masjid, Mantingan, Benteng Portugis, Pulau Panjang, Taman
Nasional Laut KarimunJawa, Makam Klimayat, Air terjun Sunggo Langit, Monumen
Ari-Ari.
·
Letak Geografis Jepara
Kabupaten
Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan utara
dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah
pegunungan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni
gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah Pulau
Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi
dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh
kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat
lapangan terbang perintis yang didarati pesawat berjenis kecil dari Semarang.
Jarak
ke Ibukota Provinsi (km) :70 km (Dasar hukum : UU No. 13/1950)
·
Letak Wilayah
Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah
terletak pada:
·
110°9`48, 02" sampai 110°58`37,40" Bujur
Timur
·
5°43`20,67" sampai 6°47`25, 83" Lintang
Selatan
Dengan
batas-batas :
* Sebelah
Barat: Laut Jawa
* Sebelah
Utara: Laut Jawa
* Sebelah
Timur: Kabupaten Kudus & Pati
* Sebelah
Selatan: Kabupaten Demak
Jarak
terdekat dari ibukota kabupaten adalah Kecamatan Tahunan yaitu 7 km dan jarak
terjauh adalah Kecamatan Karimunjawa yaitu 90 km
·
Ketinggian Wilayah
Dipandang dari ketinggian permukaan tanah dari
permukaan air laut, wilayah Kabupaten Jepara terletak mulai dari 0 m sampai
dengan 1.301m.
Tabel 1
Ketinggian dari permukaan laut
|
1.
|
Kedung
|
: 0 - 2 m
|
|
2.
|
Pecangan
|
: 2 - 17 m
|
|
3.
|
Kalinyamatan
|
: 2 - 29 m
|
|
4.
|
Welahan
|
: 2 -7 m
|
|
5.
|
Mayong
|
: 13 - 438
m
|
|
6.
|
Nalumsari
|
: 13 - 736
m
|
|
7.
|
Batealit
|
: 68 - 378
m
|
|
8.
|
Jepara
|
: 0 - 46 m
|
|
9.
|
Tahunan
|
: 0 - 50 m
|
|
10.
|
Mlonggo
|
: 0 - 300
m
|
|
11.
|
Bangsri
|
: 0 - 594
m
|
|
12.
|
Kembang
|
: 0 -
1.000 m
|
|
13.
|
Keling
|
: 0 -
1.301 m
|
|
14.
|
Karimunjawa
|
: 0 - 100
m
|
|
|
|
|
|
|
|
|
I.
Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem
Informasi Georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) merupakan
suatu sistem informasi yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan
menggunakan data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).
Sistem ini mengcapture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada
kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database,
seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan
analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan
SIG dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna berbagai
kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa
yang terjadi. Sistem ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun
1972 dengan nama Data Banks for Develompment (Rais, 2005). Munculnya
istilah Sistem Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh
General Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada
pada tahun 1967.Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian
GIS-SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisa dan mengolah data
yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-Canadian Land
Inventory) sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah
pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian,
pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Sejak
saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang di beberapa benua terutama Benua
Amerika, BenuaEropa, Benua Australia, dan Benua Asia. Seperti di Negara-negara
yang lain, di Indonesia pengembangan SIG dimulai di lingkungan pemerintahan dan
militer. Perkembangan SIG menjadi pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya
yang bergerak di lingkungan akademis (kampus).
Definisis SIG sangatlah beragam, karena
memang defenisi SIG selalu berkembang, bertambah dan sangat bervariasi, dibawah
ini adalah beberapa definisi SIG.
·
Kang-Tsung Chang (2002),
mendefinisikan SIG sebagai : is an a computer system for capturing, storing,
querying, analyzing, and displaying geographic data.
·
Arronoff (1989),
mendefinisiskan SIG sebagai suatu sitem berbasis komputer yang memiliki
kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data,
manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),manipulasi dan analisis
data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan
dengan geografi Arronoff (1989).
·
Menurut Gistut (1994), SIG
adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik
fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup
metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data spasial perangkat keras,
perangkat lunak dan struktur organisasi Gistut (1994)
·
(Burrough,1986) mendefinisikan
SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan,
mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi
keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
Dari defenisi-definisi tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG
terdiri atas beberapa subsistem yaitu: data input, data output, data management
, data manipulasi dan analysis (Prahasta, 2005)
Gambar 1-
Subsistem-Subsistem SIG
J. Konsep Sistem Informasi Geografis
Sumber data untuk keperluan
GIS dapat berasal dari data citra, data lapangan, survei kelautan, peta, sosial ekonomi dan GPS. Selanjutnya diolah dilaboratorium atau studio GIS dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk yang berupa informasi yang
berguna dapat berupa peta konvensional maupun peta digital sesuai
keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang
diiinginkan user.
K.
Komponen
Sistem Informasi Geografis
Komponen utama Sistem Informasi Geografis
dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (dreamweafer, scanner, Central
Procesing Unit (CPU), hard-disk,
dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO,
ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user).
Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan
kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis. Secara umum,
Sistem Informasi Geografis bekerja berdasarkan integrasi komponen, yaitu:
Hardware, Software, Data, Manusia, dan Metode. Kelima komponen tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a)
Hardware
Sistem Informasi Geografis memerlukan
spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi
komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-data
yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar dan dalam
proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang cepat. Beberapa
Hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis adalah:
Personal Computer (PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.
b)
Software
Sebuah
software SIG haruslah menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan
penyimpanan data, analisis, dan menampilkan informasi geografis. Dengan
demikian elemen yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah: Tools
untuk melakukan input dan transformasi data geografis Sistem Manajemen Basis
Data. Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi. Geographical
User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.
c)
Data
Hal yang merupakan komponen penting
dalam SIG adalah data. Secara fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe model data
geografis, yaitu model data vector dan model data raster. Dalam model data
vector, informasi posisi point, garis, dan polygon disimpan dalam bentuk
koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai dideskripsikan sebagai
kumpulan daru koordinat-koordinat point. Bentuk polygon, seperti daerah
penjualan disimpan sebagai pengulangan koordinat yang tertutup. Data raster
terdiri dari sekumpulan grid atau sel seperti peta hasil scanning maupun gambar
atau image. Masing-masing grid memiliki nilai tertenti yang bergantung pada
bagaimana image tersebut digambarkan.
d)
Manusia
Komponen
manusia memegang peranan yang sangat menentukan, karena tanpa manusia maka
sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi manusia menjadi
komponen yang mengendalikan suatu sistem sehingga menghasilkan suatu analisa
yang dibutuhkan.
e)
Metode
SIG
yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia
nyata, dimana metode, model dan implementasi akan berbeda untuk setiap
permasalahan.
L.
Tempat penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan di Kabupaten Jepara. Alasan peneliti mengadakan
penelitian di Kabupaten Jepara dengan pertimbangan bahwa Di Jepara ini belum
ada SIG tentang parwisata Jepara.
Penelitian ini direncanakan akan
dilaksanakan pada tahun ajaran 2012/2013. Adapun rincian waktu penelitian
sebagai berikut:
Ø Tahap persiapan dilaksanakan pada minggu Pertama Mei 2013 sampai minggu keempat bulan Mei 2013.
Ø Tahap pelaksanaan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juni 2013
sampai minggu keempat bulan Juni 2013.
Ø Tahap laporan dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juli 2013 sampai minggu
keempat bulan Juli 2013.
Adapun
pembagian waktunya adalah sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
Bulan Kegiatan
|
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Kegiatan awal persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pelaksanaan Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pelaksanaan Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Pelaporan dokumen hasil penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 2 Jadwal Penelitian
M.
Subjek dan Obyek
Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah wisata Di Jepara, dengan pertimbangan bahwa wisata di
Jepara pada saat ini membutuhkan pemasaran menggunakan internet dan juga
petunjuk jalan. Sedangkan obyek penelitian ini adalah mengidentifikasi daerah
daerah wisata Dijepara yang belum begitu dikenal oleh publik agar lebih dikenal
banyak masyarakat dan wisatawan domestik maupun turis mancanegara.
N.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian dengan judul sistem informasi geografis obyek wisata kab.
Jepara bebrbasis web ini menggunakan jenis Penelitian Survei yang mengambil sample dari satu populasi dan menggunakan
kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1998).
Survei merupakan
studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu
kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain yang digunaan untuk
penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan
hubungan antar variabel dalam suatu popilasi. Pada survey tidak ada intervensi,
survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang,pengetahuan, kemauan,
pendapat, perilaku, dan nilai.
Penggalian data
dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data dokumen. Penggalian
data melalui kuisioner dapat dilakukan tanya jawab langsung atau melalui
telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran kuisioner melalui surat.
Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon, video confeence maupun tatap
muka-langsung. Keuntungan dari survey ini adalah dapat memperoleh berbagai
informasi serta hasil dapat dipergunkan untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi
yang didapat sering kali cenderung bersifat superfisial. Oleh karena itu pada
penelitian survey akan lebih baik jika dilaksanakan analisa secara bertahap.
Pada umumnya
survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut
aturan pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya
mencerminkan populasi. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud
penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory)
yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi,
prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan dating, penelitian
operational dan pengembangan indikaor-indikator social.
O.
Desain penelitian
Menurut Kurt Lewin dalam penelitian terdiri dari empat komponen yaitu:
1.
Perencanaan (Planning)
2.
Tindakan (Acting)
3.
Observasi (Observing)
4.
Refleksi (Reflecting)
Penelitian
tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian bedaur (cyclical)
yang terdiri dari 4 tahap ( Edy Prijitno, 2006:7).
Sedangkan
model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan
Taggart (1988). Desain penelitian ini digambarkn sebagai berikut:
Gambar 9- Spiral
penelitian Tindakan
P.
Prosedur Penelitian
1.
Siklus I
a.
Perencanaan
Ø Membuat sekenario
layanan informasi dengan menggunakan media aplikasi.
Ø Membuat pedoman
observasi untuk melihat perkembangan zaman dan informasi.
Ø Membuat pedoman
observasi untuk wilayah kabupaten Jepara.
Ø Membuat pedoman
observasi untuk mengamati situasi dan kondisi pada lingkungan
Jepara.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Ø Peneliti membuatn informasi kepada
wisata kabupaten Jepara dengan menggunakan media aplikasi.
Ø Peneliti
melaksanakan layanan informasi dengan menggunakan media aplikasi.
Ø Peneliti melakukan
tanya jawab dengan pegawai dinas pariwisata kabupaten Jepara tentang topik
yang dibahas.
c.
Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh peneliti
. Adapun
pelaksanaanya meliputi :
Ø Peneliti
mengamati pelaksanaan layanan informasi dengan
menggunakan media aplikasi.
Ø Peneliti mengamati wisata-wisata
yang akan di masukann dan di jadikan bahan pembuatan web.
d.
Refleksi
Hasil observasi yang
dilakukan peneliti dianalisis oleh peneliti dengan cara sharing dan berdiskusi
serta berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak bersifat subyektif.
Hasil diskusi digunakan untuk mengetahui apa yang sudah
dapat dilaksanakan dan dicapai dalam pelaksanaan layanan informasi dengan
menggunakan web, dan sekaligus merupakan cara untuk mengetahui kekurangan web yang telah
dilaksanakan. Dengan mengetahui kekurangan pada layanan informasi dengan menggunakan
web
sebelumnya, yakni pada siklus I, dapat direncanakan pembaharuan tindakan yang
akan dilaksanakan pada siklus II dan seterusnya.
2.
Siklus II
a.
Perencanaan
Ø Membuat rencana
tindakan layanan informasi dengan menggunakan web yang telah diperbaharui berdasarkan sisi-sisi lemah yang
diketahui dari pelaksanaan pada siklus I.
Ø Membuat pedoman
observasi untuk melihat layanan informasi wisata dengan menggunakan web.
Ø Membuat pedoman
observasi untuk mengamati situasi dan kondisi pada saat kegiatan layanan
informasi dengan menggunakan web.
Ø Membuat pedoman
observasi untuk mengetahui kondisi letak greografis dan wisata.
b.
Pelaksanaan Tindakan
Ø Petugas
Wisata memberikan
informasi tentang hasil capaian tentang penyelenggaraan layanan informasi dengan menggunakan web
kepada
Ø Petugas
Wisata melaksanakan
layanan informasi dengan menggunakan web.
c.
Pengamatan
Pengamatan atau observasi dilaksanakan oleh peneliti.
Adapun pelaksaannya meliputi :
Ø Kolaborator
mengamati pelaksanaan layanan informasi dengan menggunakan media aplikasi yang dilakukan
oleh guru TPA.
Ø Guru TPA dan kolaborator
mengamati siswa sewaktu/selama siswa mengikuti layanan informasi dengan
menggunakan media aplikasi.
Ø Peneliti
mengamati terhadap perkembangan wisata
yang ada di Jepara.
d.
Refleksi
Hasil observasi diperoleh
dari pengamatan pada siklus II yang dilakukan \peneliti dengan cara tanya jawab dan
berdiskusi serta berkoordinasi agar hasil yang diperoleh tidak
bersifat subyektif.
Dari hasil refleksi siklus II akan diketahui apakah kegiatan
yang dilakukan telah mendatangkan hasil sesuai yang diinginkan yaitu terjadinya
perubahan perkembangan web ataukah ada tindakan-tindakan layanan informasi dengan
menggunakan web yang harus disempurnakan.
Q. KESIMPULAN DAN SARAN
·
Kesimpulan
Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa
Tengah, dimana bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah
kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Jarak ke Ibukota Provinsi (km) :70 km (Dasar hukum :
UU No. 13/1950)
Letak Wilayah
Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada:
·
110°9`48, 02" sampai 110°58`37,40" Bujur
Timur
·
5°43`20,67" sampai 6°47`25, 83" Lintang
Selatan
Dengan
batas-batas :
* Sebelah
Barat: Laut Jawa
* Sebelah
Utara: Laut Jawa
* Sebelah
Timur: Kabupaten Kudus & Pati
* Sebelah
Selatan: Kabupaten Demak
Dengan meluasnya teknologi digital, maka
sarana Peta Digital pun mulai diterapkan pada
file-file digital yang dikenal
dengan sebutan Sistem Informasi Geografis. Penerapannya pada file-file
gambar. Biasanya SIG memberikan
informasi yang dapat memudahkan orang untuk mengetahui letak maupun jalan.
Namun ukuran informasi yang dapat disisipkan tergantung dari pembuatan.
·
Saran
Untuk yang ingin mengembangkan lagi
makalah ini masih terdapat beberapa hal yang dapat diperdalam. Proses
penyisipan informasi dapat dipaparkan lebih dalam lagi untuk mendapatkan
pengertian cara kerjanya. Kemudian dapat berpedoman pada software lainnya yang lebih canggih untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA